Tanpa Semen dan Besi, Masjid Ini Berdiri Kokoh
Semenjak Tahun 1957
Pada umumnya sebuah bangunan untuk masyarakan di bangun dengan konsruksi yang kuat. Ini berguna agar bangunan dapat bertahan lama dan bertahan untuk digunakan masyarakat. Semen dan besi merupakan material yang paling umum dalam membangun sebuah bangunan.
Namun apa jadinya bila mendirikan sebuah bangunan tidak menggunakan semen dan besi sama sekali? Meski tak mungkin, namun Masjid AL-Muhajirin telah bertahan lama dengan bangunan yang tak menggunakan semen dan besi sebagai tiangnya.
Terletak di Desa Ujung Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, Masjid ini mampu membuat para arsitektur berdecak kagum. Masjid Al-Muhajirin telah di bangun sejak tahun 1957 oleh K.H Sayyed Hasan Alwi.
Awalnya, masjid ini hanyalah sebuah musholla kecil, namun semenjak kepulangan K.H Sayyed Hasan Alwi dari Madinah, setelah 10 tahun tinggal disana, masjid ini kemudian dirombaknya.
Menurut Andi Patarai Nuur, Ketua pembangunan Masjid Al-Muhajirin , bangunan pada masjid ini, termasuk bagian kubah yang bertengger di atas lantai dua, hanya terdiri dari susunan batu bata, tanpa semen dan besi sebagai tulang. Batu bata itu disusun di atas bilahan bambu. Dan setelah kering, bambu tipis itu kemudian dilepas.
Perlu diketahui, tahun 1990-an, gempa bumi sempat melanda daerah Pinrang, namun tak satupun bagian bangunan yang rusak apalagi roboh. Seorang aksitektur Cina pun sempat mengunjungi masjid ini, dan tak percaya karena bertentangan dengan teori konstruksi bangunan. Arsitektur tersebut pun memprediksi bahwa umur masjid itu hanya berlangsung hingga 5 tahun, namun hingga kini masjid tersebut tetap berdiri dengan kokoh.
Hingga sekrang masjid ini mampu menampung hingga 1500 jamaah dan seja dibangun belum pernah di pugar.
0 komentar:
Posting Komentar